UTP Surakarta Jalin Kolaborasi Internasional dengan PSIS Malaysia melalui Kunjungan dan Pertukaran Mahasiswa Arsitektur

Surakarta (30/09)— Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP) kembali memperluas jejaring internasionalnya melalui kolaborasi akademik bersama Politeknik Sultan Idris Shah (PSIS) Malaysia, khususnya pada bidang Program Studi Arsitektur. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari di kampus UTP Surakarta.  Tidak hanya melaksanakan kegiatan akademik tapi PSIS Malaysia dan Prodi Arsitektur UTP Surakarta juga mengunjungi sejumlah destinasi budaya di Kota Solo.

Rombongan PSIS Malaysia yang terdiri dari 16 mahasiswa dan 4 dosen pendamping disambut hangat oleh jajaran pimpinan UTP serta civitas akademika Program Studi Arsitektur. Agenda kunjungan ini diisi dengan berbagai kegiatan akademik dan budaya, antara lain sharing session antar mahasiswa arsitektur, kuliah umum bersama dosen-dosen UTP, serta diskusi pengembangan desain arsitektur berkelanjutan di era modern.

Selain kegiatan akademik, rombongan PSIS juga diajak mengenal kekayaan budaya lokal melalui kunjungan ke Kampung Batik Kauman untuk melihat langsung proses pembuatan batik, mengunjungi Masjid Agung Surakarta dan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo yang menjadi ikon arsitektur religius kota Solo, serta menonton pertunjukan Wayang Orang Sriwedari sebagai warisan budaya yang masih lestari hingga kini.

Rektor UTP Surakarta, Prof. Dr. Dra. Winarti, M.Si., menyampaikan apresiasi atas kunjungan tersebut sebagai langkah nyata dalam memperkuat hubungan akademik lintas negara.

“Kami menyambut baik kolaborasi antara UTP dan PSIS Malaysia, khususnya dalam bidang arsitektur. Pertukaran gagasan, metode pembelajaran, dan pemahaman lintas budaya seperti ini sangat penting bagi mahasiswa untuk memperluas perspektif mereka tentang arsitektur yang berakar pada kearifan lokal sekaligus berwawasan global,” ujar Rektor.

Sementara itu, salah satu dosen pendamping PSIS Malaysia, Awangku Isma Muzafar, turut mengungkapkan kekagumannya terhadap perpaduan antara modernitas dan nilai tradisional di lingkungan akademik maupun budaya Kota Surakarta.

“Kami mendapatkan pengalaman berharga, tidak hanya dari aspek akademik, tetapi juga dari cara masyarakat Solo melestarikan budaya dan mengintegrasikannya dalam desain arsitektur modern. Ini menjadi inspirasi besar bagi kami dan mahasiswa PSIS,” tuturnya.

Melalui kunjungan dan kerja sama ini, kedua institusi sepakat untuk meningkatkan kolaborasi di bidang penelitian, pengajaran, serta program pertukaran mahasiswa di masa mendatang. Diharapkan, langkah ini menjadi fondasi kuat dalam membangun jejaring pendidikan tinggi antarnegara di kawasan ASEAN, khususnya dalam bidang arsitektur yang berorientasi pada keberlanjutan dan budaya.

---