Ajarkan Pembuatan Pupuk Organik hingga Digitalisasi Pertanian, Dosen UTP Berkolaborasi Melaksanakan Pengabdian Masyarakat di Desa Wagir Kidul-Ponorogo

Humas & Promosi

18 September 2024
227
slider

Tim pengabdian masyarakat Universitas Tunas Pembanunan Surakarta (UTP) yang digawangi oleh Imam Setyo Nugroho, M.Pd sebagai ketua, dan anggota yang terdiri dari Ir. Wiyono, MP, Moh. Erkamim, M.Kom, dan Diyah Nur Hidayati, M.Pd merupakan bentuk  kolaborasi dosen dalam kegiatan pengabdian masyarakat antar fakultas yang ada di UTP, yakni FKIP, FP dan FT. Menariknya, tak hanya kolaborasi antar dosen dari berbagai fakultas akan tetapi, Imam juga mengajak 6 mahasiswa untuk turut serta dalam tim pengabdian ini. Keikutsertaan mahasiswa merupakan bagian dari program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) sehingga mahasiswa mendaptkan konversi nilai dari program ini. Enam mahasiswa yang diajak pun juga berasal dari prodi yang berbeda seperti Bimbingan Konseling (BK), Sistem Informasi Kota Cerdas (SIKC) dan Agroteknologi dimana masing-masing prodi diambil 2 mahasiswa. Tim pengabdian masyarakat ini mengambil tema Pendampingan Regenerasi petani Milenial, Digitalisasi Pertanian dan Produksi Pupuk Berkelanjutan Berbasis Sumber Daya Lokal untuk Kesejahteraan dan Kemandirian Petani Desa Wagir Kidul. Pelaksanaannya di Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Pengabdian Masyarakat ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Tahun 2024.

Berdasarkan data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Desa Wagir Kidul terdapat 1224 kepala keluarga yang bekerja sebagai petani dari 1325 kepala keluarga. Dari total tersebut hanya ada 5% kepala keluarga atau 61 KK yang berusia muda kurang dari 35 tahun dan bekerja sebagai petani, selebihnya didominasi oleh usia tua. Selain itu remaja yang belum menikah lebih banyak bekerja di luar kota atau luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diberbagai sektor non pertanian seperti di pabrik atau asisten rumah tangga.

Karena mayoritas penduduk Desa Wagir Kidul bekerja sebagai petani, maka terdapat Kelompok Tani Sido Makmur yang merupakan salah satu kelompok tani di Desa Wagirkidul yang memiliki total anggota aktif yaitu 225 orang dengan 15 orang yang berusia dibawah 35 Tahun.  Imam mengutarakan alasannya mengapa memilih Desa Wagir Kidul sebagai tempat pengabdian yaitu permasalah utama yang ada pada kelompok tani Sido Makmur dikarenakan jumlah petani dan pengurus kelompok tani aktif didominasi oleh orang tua yaitu berusia diatas 35 tahun.

“Hal ini menunjukkan rendahnya minat remaja untuk menjadi petani, sehingga regenerasi petani menjadi terhambat sampai ditakutkan banyaknya lahan pertanian yang nantinya akan terbengkalai tidak diurus. Selain itu rendahnya minat remaja menjadi petani serta aktif mengelola kelompok tani menjadi problem serius bagi kelompok tani”, jelas Imam

Tidak hanya itu saja, alasan lainnya rendahnya minat remaja untuk menjadi petani juga menghambat untuk berjalannya digitalisasi pertanian. Padahal digitalisasi pertanian merupakan hal yang penting saat ini. Belum adanya digitalisasi pertanian maka petani mengalami kesulitan dalam merencanakan, mengatasi masalah serta menjual produk pertanian.  Adanya fenomena elnino menyebabkan perubahan iklim dan mempengaruhi masa tanam serta hama tanaman. Hal ini menjadikan produktivitas hasil pertanian menurun tajam, karena masa tanam sudah tidak normal dan sulit dihitung secara manual.

“Penjualan produk pertanian yang masih manual dengan menjual ke tengkulak, harga beli yang didapatkan petani sangat murah berbeda jauh dengan harga di pasaran. Hal ini disebabkan oleh informasi harga jual komoditas yang tidak diketahui oleh petani secara up to date. Sehingga digitalisi pertanian sangat dibutuhkan oleh petani”, tambahnya.

Alasan terakhir, karena permasalah minimnya pengetahuan penggunaan pupuk organik dengan bahan lokal.  Permasalahan pupuk ini mengakibatkan pupuk subsidi pemerintah sulit didadapatkan serta jatah untuk setiap petani juga sangat kurang. Sedangkan pupuk non subsidi harganya sangat mahal, sehingga menyulitkan petani untuk bertanam serta meningkatkan produktifitas tanaman. Kemandirian pembuatan pupuk berbasis bahan-bahan lokal menjadi sangat penting untuk para petani. Sehingga hal ini membutuhkan pendampingan agar para petani bisa memproduksi pupuk sendiri berbasis bahan lokal yang berkualitas dengan harga yang murah.

Dengan adanya pengabdian masyarakat ini tentu Imam dan Tim dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian petani di Desa Wagirkidul melalui beberapa pendekatan. Pertama, melalui pendampingan regenerasi petani milenial secara organisasi dan psikologis, bertujuan untuk melibatkan generasi muda dalam pertanian dan memperkenalkan pada teknik pertanian modern yang berkelanjutan. Kedua, memperkenalkan digitalisasi dalam pertanian, tujuan utamanya untuk meningkatkan efisiensi produksi, manajemen sumber daya, dan akses pasar bagi petani. Ketiga, fokus pada produksi pupuk berkelanjutan berbasis sumber daya lokal, tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia, meningkatkan kesuburan tanah, dan mendukung praktik pertanian ramah lingkungan. Melalui pendekatan ini, diharapkan petani Desa Wagir Kidul dapat meningkatkan pendapatan, meningkatkan ketahanan pangan, dan mencapai kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.

Pada tanggal 04 September 2024 untuk kesekian kalinya tim pengabdian masyarakat ini bertolak ke Desa Wagir Kidul, Ponorogo untuk melaksanakan penyuluhan serta sosialisasi yang berfokus pada bidang manajemen dan sosial kemasyarakatan. Secara spesifik fokus pengabdian ini sesuai dengan Rencana organisasi Kelompok Tani “Sido Makmur” yaitu manajemen organisasi melalui regenerasi petani milenial dan manajemen usaha dan pemasaran produk hasil pertanian melalui digitalisasi pertanian, kemandirian produksi pupuk berkelanjutan berbasis sumber daya lokal yang ramah lingkungan serta mengurangi ketergantungan tehadap pupuk kimia dan pupuk subsidi dari pemerintah yang sulit didapatkan khususnya pada saat musim tanam karena kelangkaan dan batasan kuota untuk setiap petani.

Setibanya di Desa Wagir Kidul, tim pengabdian masyarakat melakukan penyuluhan pembuatan pupuk organik. Kemandirian produksi pupuk bertujuan untuk memberdayakan petani dalam memproduksi pupuk organik dan pupuk hayati secara mandiri.

“Melalui program ini, diharapkan para petani di kelompok tani Sido Makmur dapat memanfaatkan limbah pertanian atau organik dari pertanian lokal dan peternakan sebagai bahan baku untuk produksi pupuk. Selain itu, program ini juga mencakup pembekalan pengetahuan tentang manfaat dan cara penggunaan pupuk organik bagi pertumbuhan tanaman serta dampaknya terhadap lingkungan”, jelas Imam.

Imam juga menambahkan bahwa program ini mendukung kelompok tani dalam membangun fasilitas produksi pupuk sederhana di tingkat lokal, yang dilengkapi dengan peralatan dan teknologi sederhana namun efektif. Petani tidak hanya mendapatkan akses terhadap pupuk organik yang berkualitas dan terjangkau, tetapi juga meningkatkan kemandirian dalam mengelola input pertanian serta mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal dan berpotensi merusak lingkungan.

Selain penyuluhan kegiatan pembuatan pupuk organik, dua kegiatan lainnya yang dilakukan pada hari itu juga yaitu regenerasi petani milenial dan digitalisasi pertanian. Kegiatan regenerasi petani millenial tim melakukan Pendampingan psikologis dilakukan melaui layanan bimbingan dan konseling karir untuk seluruh anggoita kelompok tani khususnya pemuda yang berusia dibawah 35 tahun.

“Layanan ini juga mengimplementasikan instrument assesment kondisi psikologis khususnya perencanaan karir menggunakan skala CDMSE (Career Decision Making Self-Efficacy). Penggunaan skala ini bermanfaat untuk mengetahui kondisi psikologis petani serta kesiapan pemuda untuk bekerja di bidang pertanian, penempatan pemuda pada struktur organisasi petani yang tepat sesuai dengan kompetensi, minat dan bakatnya di bidang pertanian”, ujar Imam

Kegiatan ketiga yang dilakukan oleh Imam dan tim yaitu memberikan sosialisasi serta mengajarkan para petani muda untuk melek digital khususnya pertanian. Teknologi yang diterapkan dalam digitalisasi pertanian yaitu penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta data based untuk mengelola data kelompok tani dan melakukan regenerasi kelompok tani. Secara spesifik teknologi yang diterapkan yaitu Website Company Profile kelompok tani, serta penyimpanan data berbasis Cloud Data Based.

“Website kelompok tani nantinya akan dilengkapi dengan domain khusus milik kelompok tani serta kapasitas hosting server unlimited yang dapat digunakan oleh kelompok tani untuk menyimpan berbagai data terkait pertanian tanpa batasan jumlah ukuran data yang bisa disimpan”, sambungnya.

Menurut Imam Teknologi ini sangat bermanfaat dan sangat penting untuk dimiliki kelompok tani sebagai basis data agar bisa mendapatkan bantuan pertanian serta meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi pertanian serta penjualan hasil pertanian yang semakin luas dengan membuka pasar digital atau market place online.

Ditemui setelah acara, Agus Setyo selaku Ketua Gapoktan Desa Wagir Kidul mengatakan Penyuluhan ini berjalan lancar dan interaktif. Anggota dari kelompok tani juga cukup antusias dalam mengikuti setiap rangkaian kegaitan.

“Kami tentu mengucapkan berterima kasih sekali telah diberi kesempatan, ilmu baru dan pengalaman yang luar biasa dari tim pengabdian UTP Surakarta. Bisa langsung sharing dengan ahlinya, memotivasi yang muda-muda juga untuk terus melanjutkan bertani apalagi saat ini bisa menjadi petani muda yang melek teknologi. Animo warga juga terlihat antusias.  Kita pun mendapatkan tambahan ilmu baru serta bisa ikut diskusi bersama bapak, ibu dosen dan mahasiswanya. Harapannya, Ilmu ini dapat diterapkan dan dilanjutkan oleh para petani Sido Makmur dan bisa dikembangkan ke pertanian digital untuk meningkatkan ekonomi”, pungkasnya.

 


Universitas Tunas Pembangunan

Kampus 1 Jl. Balekambang Lor No. 1,Manahan,Surakarta, Jawa Tengah

Kampus 2 Jl. Walanda Maramis No.31, Nusukan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah


Apa Yang Kamu Butuhkan ?

Konsultasi Online
Panduan Pendaftaran
E-Brosur


Langsung Daftarkan Dirimu
Pendaftaran Mahasiswa Baru